Rabu, 03 April 2013

Perbedaan Lengkap Mesin 2 Tak dan 4 Tak


Kelebihan motor 2 Tak adalah : 

  1. Dikarenakan proses pembakaran terjadi 2 kali maka tenaga yang dihasilkan lebih besar dibanding motor 4 Tak.
  2. Disamping komponen yang sedikit, 2 Tak tidak memerlukan Klep, juga pemasangan lebih mudah dan murah.
  3. Oli mesin lebih tahan lama karena hanya digunakan untuk melumasi mesin bagian bawah
  4. Momen puntir untuk putaran lanjutan lebih kecil sehingga menghasilkan gerakan yang halus.
Kekurangan motor 2 Tak adalah : 
  1. Lebih banyak biaya dikarenakan adanya oli samping.
  2. Asap yang dihasilkan lebih banyak dan meghasilkan polusi udara.
  3. Langkah masuk dan buang lebih pendek, sehingga terjadi kerugian langkah tekanan kembali gas buang lebih tinggi.
  4. Karena pada bagian silinder terdapat lubang-lubang, timbul gesekan antara ring piston dan lubang akibatnya ring piston akan lebih cepat aus.
Kelebihan motor 4 Tak adalah : 
  1. Karena proses pemasukan kompresi, kerja, dan buang prosesnya berdiri sendiri-sendiri sehingga lebih presisi, efisien, dan stabil.
  2. Panas mesin lebih rendah dibanding mesin 2 Tak
  3. Kerugian langkah karena tekanan balik lebih kecil dibanding mesin 2 Tak sehingga pemakaian bahan bakar lebih hemat
  4. Putaran rendah lebih baik dan panas mesin lebih bisa didinginkan oleh sirkulasi oli.
Kekurangan motor 4 Tak adalah : 
  1. Perawatan mesin relatif lebih rumit dibanding mesin 2 Tak.
  2. Oli mesin lebih boros dan lebih cepat encer karena melumasi seluruh bagian mesin dan bersirkulasi sampai ke silinderkop.
  3. Suara mekanisme mesin lebih gaduh.
Cara Kerjanya :

  • Mesin 2 Tak



1. Langkah Isap dan Kompresi
Piston bergerak ke atas. Ruang dibawah piston menjadi vakum/hampa udara, akibatnya udara dan campuran bahan bakar terisap masuk ke dalam ruang dibawah piston. Sementara dibagian ruang atas piston terjadi langkah kompresi, sehingga udara dan campuran bahan bakar yang sudah berada di ruang atas piston suhu dan tekanannya menjadi naik. Pada saat 10-5 derajat sebelum TMA, busi memercikan bunga api, sehingga campuran udara dan bahan bakar yang telah naik temperatur dan tekanannya menjadi terbakar dan meledak.



2. Langkah Usaha dan Buang
Hasil dari pembakaran tadi membuat piston bergerak ke bawah. Pada saat piston terdorong ke bawah/bergerak ke bawah, ruang di bawah piston menjadi dimampatkan/dikompresikan. Sehingga campuran udara dan bahan bakar yang berada di ruang bawah piston menjadi terdesak keluar dan naik ke ruang diatas piston melalui saluran bilas. Sementara sisa hasil pembakaran tadi akan terdorong ke luar dan keluar menuju saluran buang, kemudian menuju knalpot.


Langkah kerja ini terjadi berulang-ulang selama mesin hidup



Keterangan : Pada saat piston bergerak ke bawah, udara dan campuran bahan bakar yang berada di ruang bawah piston tidak dapat keluar menuju saluran masuk, karena adanya reed valve.




  • Mesin 4 Tak





1. Intake

Disebut langkah intake karena langkah pertama adalah menghisap melalui piston dari karburator. Pasokan bahan bakar tidak cukup hanya dari semprotan karburator. Cara kerjanya adalah sbb. Piston pertama kali berada di posisi atas (atau disebut Titik Mati Atas). Lalu piston menghisap bahan bakar yang sudah disetting/dicampur antara bensin dan udara di karburator. Piston lalu mundur menghisap bahan bakar. Untuk membuka, diperlukan klep atau valve inlet yang akan membuka pada saat piston turun/menghisap ke arah bawah.



Gerakan valve atau inlet diatur oleh camshaft secara mekanis. Yakni, camshaft mengatur besaran bukaan klep dengan cara menekan tuas klep. Camshaft sendiri digerakan oleh rantai keteng yang disambungkan antara camshaft ke crankshaft. Untuk detilnya, lihat gambar berikut.

Perhatikan bahwa A adalah Intake Valve (klep masuk bahan bakar) dan klep ini ditekan (membuka) karena I (camshaft) menekan valve A. Dengan demikian, pada saat piston turun, maka A terbuka sekaligus bahan bakar ditarik masuk ke ruang bakar. A akan menutup sampai batas tertentu sebelum langkah kedua : kompresi. Rantai keteng tidak terlihat karena akan sulit digambarkan di atas, tetapi crankshaft (P) terhubung dengan camshaft (I). Beberapa mobil Eropa seperti Mercedez menggunakan rantai sebagai penghubung antara crankshaft dan camshaft, tetapi umumnya di mobil Jepang menggunakan belt yang kita kenal sebagai timing belt.
2. Kompresi
Langkah ini adalah lanjutan dari langkah di atas. Setelah piston mencapai titik terbawah di tahapan intake, lalu valve intake tertutup, dan dilakukan proses kompresi. Yakni, bahan bakar yang sudah ada di ruang bakar dimampatkan. Ruangan sudah tertutup rapat karena kedua valve (intake dan exhaust) tertutup. Proses ini terus berjalan sampai langkah berikut yakni meledaknya busi di langkah ke 3.

3. Combustion (Pembakaran)
Tahap berikut adalah busi pada titik tertentu akan meledak setelah PISTON BERGERAK MENCAPAI TITIK MATI ATAS DAN MUNDUR BEBERAPA DERAJAT. Jadi, busi tidak meledak pada saat piston di titik paling atas (disebut titik 0 derajat), tetapi piston mundur dulu, baru meledak. Hal ini karena untuk menghindari adanya energi yang terbuang sia-sia karena pada saat piston di titik mati atas, masih ada energi laten (yang tersimpan akibat dorongan proses kompresi). Jika pada titik 0 derajat busi meledak, bisa jadi piston mundur tetapi mengengkol crankshaft ke arah belakang (motor mundur ke belakang, bukan memutar roda ke depan). Setelah proses pembakaran, maka piston memiliki energi untuk mendorong crankshaft yang nantinya akan dialirkan melalui gearbox dan sproket, rantai, dan terakhir ke roda.
4. Exhaust (Pembuangan)
Langkah terakhir ini dilakukan setelah pembakaran. Piston akibat pembakaran akan terdorong hingga ke titik yang paling bawah, atau disebut Titik Mati Bawah. Setelah itu, piston akan mendorong ke depan dan klep exhaust membuka sementara klep intake tertutup. Oleh karena itu, maka gas buang akan terdorong masuk ke lubang Exhaust Port (atau kita bilang lubang sambungan ke knalpot). Dengan demikian, maka kita bisa membuang semua sisa gas buang akibat pembakaran. Dan setelah bersih kembali, lalu kita akan masuk lagi mengulangi langkah ke 1 lagi.

Perbedaan Mesin Bensin Dan Mesin Diesel



Ciri-ciri mesin Bensin :
-Pastinya menggunakan Bahan baka bensin
-Pembakaranya menggunakan Busi untuk menghasilkan Percikan Api
-Bekerja dengan mengkompresikan udara dan bahan bakar secara bersamaan
-Mesin bensin lebih murah di banding mesin diesel
-Mesin bensin suaranya tidak berisik di banding mesin diesel
-Biasanya terbuat dari baja yang di padu dengan almunium agar Ringan
-Biasanya di pakai oleh kendaraan Pribadi dan modern karna perawatanya Mudah

Ciri-ciri Mesin Diesel :
-Menggunakan bahan bakar Diesel
-Pembakaranya kadang Tidak memakai busi,Tapi menggunakan Busi pijar (Glow Plug)
-Cara kerjanya hanya mengkompresikan udaranya saja,Dan lalu bahan bakarnya di semprotkan
-Penyemprotan dilakukan Melalui Injector bertekanan
-Di buat dengan baja yg cukup kuat Karna tekanan ruang bakar yg besar
-Mesin diesel lebih Mahal di banding mesin bensin
-Mesin diesel suaranya agak berisik di karenakan tekanan yg tinggi
-Biasanya Di pakai Untuk kendaraan yang besar dan mesin" tertentu contohnya mesin parut

Mars SMKN 36 Jakarta




Satukan derap langkah maju bersama,
menyongsong masa depan
Dengan semangat belajar dan berkarya
Membangun citra dan kejayaan bangsa
Teknologi, Industri, dan Pelayaran, SMK 36
Berperan ciptakan generasi bangsa
Yang mandiri dan berakhlak mulia
Terampil, unggul, berfikir maju
Dalam meraih cita hidup sejahtera
SMK Negeri 36 Jakarta,
wujudkan generasi berkarya

Sejarah SMKN 36 Jakarta


Sejarah SMK Negeri 36 Jakarta

SMK Negeri 36 Jakarta dirintis sekitar bulan November tahun 1968. Pada  waktu itu  didirikan Sekolah Teknik Negeri 12 (ST N 12) Perkapalan yang merupakan pindahan dari Sekolah Teknik (ST) Budi Utomo yang berkedudukan di Jakarta Pusat. Adapun kronologisnya  sebagai berikut:
Tahun 1968 s.d. 1976
Sekolah ini masih bernama ST Negeri 12 Perkapalan dengan Bpk. Kuswaya, B.Sc sebagai Kepala Sekolah.
Tahun 1976 s.d. 1977
Pada tahun tersebut, seluruh ST Negeri se-Indonesia dilikuidasi, dan ST Negeri 12 Perkapalan Jakarta diintegrasikan  ke SMP Negeri 50 dalam rangka persiapan menjadi Sekolah Teknologi Menengah (STM)
Tahun 1977 S.D. 1978
Diintegrasikannya SMP Negeri 50 menjadi STM Fider School 12 (cabang STM Negeri 3 Jakarta).
Tahun 1978 s.d. 1979
Secara resmi berdirilah STM Negeri 9 dengan Program Keahlian : Mesin Produksi (MP). Berikut ini adalah kepala-kepala sekolah yang pernah menjabat menjadi kepala sekolah STM Negeri 9 Jakarta:
a. Tahun 1979 s.d. 1990    : Bpk. Samsudin, B.Sc
b. Tahun 1990 s.d. 1992    : Bpk. Drs. Binsar Situmorang
c. Tahun 1992 s.d. 1995    : Bpk. Drs. Amin Suhartono
d. Tahun 1995 s.d. 1996    : Bpk. Drs. M. Khusen.
Pada periode ini tepatnya awal tahun pelajaran 1995/1996 dibuka Program Keahlian Mekanik Otomotif (MO), sehingga STM Negeri 9, memiliki 2 (dua) Program Keahlian yaitu: Mesin Produksi (MP) dan Mekanik Otomotif (MO). Pada tanggal 22 Juni 1996, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), STM Negeri 9 berubah nama menjadi SMK Negeri 36 Jakarta.
e. Tahun 1996 s.d. 2001    : Bpk. Ismet Inonu (almarhum)
Tahun 1997, Program Mesin Produksi ditutup menjadi 1 Program Keahlian Mekanik Otomotif (MO). Pada tahun 1999, SMK Negeri 36 Jakarta ditunjuk untuk membuka program keahlian yang  bernuansa kelautan, yaitu program: Nautika Kapal Perikanan Ikan (NKPI) karena lokasi sekolah yang berdekatan dengan laut.
f. Tahun 2001 s.d. 2005      : Bpk. Drs. Budiono
Pada periode ini, 2 (dua) program keahlian kembali dibuka yaitu: Teknik Kapal Penangkapan Ikan (TKPI), dan Budi Daya Perairan (BP)/Agrobisnis Perikanan (AP), sehingga SMK Negeri 36 Jakarta sudah memiliki 4 (empat) Program Keahlian, yaitu: Nautika Kapal Penangkapan Ikan (NKPI), Mekanik Otomotif (MO), Teknik Kapal Penangkapan Ikan (TKPI), dan Budi Daya Perairan (BP).
g. Tahun 2005 s.d. 2009    : Bpk. Drs. Hasoloan Pakpahan, MPE.
Pada periode ini, SMK Negeri 36 kembali membuka beberapa program keahlian sehingga sekarang ada 7 (tujuh) program keahlian, yaitu: Nautika Kapal Penangkapan Ikan (NKPI), Mekanik Otomotif (MO), Teknik Kapal Penangkapan Ikan (TKPI),  Budi Daya Perairan (BP)/ Agrobisnis perikanan (AP). Mesin Produksi (MP), TeknikKomputer Jaringan (TKJ) dan Teknik Alat Berat (TAB).
h. Tahun 2009 s.d.2011       : Drs. Dedi Dwitagama, M.M, M. Si
i.  Tahun 2011 s.d. sekarang: H. Asari, M.Si